Tradisi Sibenertika dalam buku little john







GAGASAN
v    Semua sistem adalah unik yang kesemuanya diberi ciri oleh sebuah bentuk hubungan. Bagian apapun dari sistem selalu dipaksa oleh ketergantungan bagian-bagian lainnya dan bentuk ketergantungan itu yang mengatur sistem itu sendiri.
v   Sistem mendapat input baru dari lingkungan, memproses dan menciptakan timbal-balik berupa hasil dari lingkungan (ouput)
v  Monitor sistem akan mengatur dan mengontrol keluaran (out put) agar stabil dan mencapai tujuan
v Sistem merupakan bagian dari sistem yang lebih besar yang membentuk tingkatan kompleksitas yang selalu berkembang dan saling berinteraksi satu sama lain yang menghasilkan jaringan (network) yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Tradisi Sibernetika
v    Information integrations
Cara mengakumulasi dan mengatur informasi tentang semua orang, obyek, situasi dan gagasan yang membentuk sikap atau kecenderungan untuk bertindak dengan cara yang positif atau negative teradap  berapa obyek. Pendekatan penggabungan informasi adalah satu model yang paling popular yang menawarkan penjelasan pembentukan informasi dan perubaan sikap. Dua variable penting perubahan sikap adalah arahan (valence) dan varibel kedua adalah bobot yang diberikan pada informasi atau sebuah kegunaan dari krediblelitas

Teori Nilai Ekspektasi (expectancy value theory)
lebih mengenai keyakinan dan sikap. Perubahan sikap berasal dai 3 sumber,
a)     informasi merubah keyakinan
b)     bobot terhadap keyakinan tertentu, dapat merubah arahan (valence) dari keyakinan
c)      informasi dapat menambah keyakinan baru terhadap stuktur sikap.

Information integrations

Teori Konsistensi (consistency theory)
Teori disonansi kognitif (cognitive dissonance), pelaku komunikasi memiliki beragam elemen kognitif, seperti sikap, persepsi, pengetahuan dan perilaku yang setiap elemen tidak saling terpisahkan, tapi saling berhubungan, bisa saja kosong atau tak berhubungan sama sekali, bisa cocok/sesuai atau bisa jadi tidak sesuai.

Teori Disonansi kognitif  ((cognitive dissonance)
Teori berpusat pada beragam situasi seperti  pengambilan keputusan,, permulaan, dukungan social dan usaha. Jumlah disonansi yang dialami sebagai hasil keputusan.
Teori ini tergantung 4 variable,
a)     kepentingan keputusan,
b)    ketertarikan atas alternative yang dipilih,
c)     semakin besar ketertarikan yang dirasakan dari alternative yang tidak dipilih, semakin besar disonansi,
d)    keterpaksaan atau diperintahkan
    
v Penggabungan Masalah (problematic integration)
Pikiran (mind)  digolongkan oleh susunan sikap, keyakinan dan nilai-nilai yang bergerak ke arah peningkatan kesesuaian. Austin  Babrow kemudian menambahkan untuk menjelaskan peran komunikasi dalam membantu individu mengatur disonansi kognitif sebagai penggaungan masalah.
Dalil pertama, kecenderungan alami mensejajarkan harapan dengan penilaian-penilaian. Dalil kedua,  menggabungkan hharapan dan penilaian dapat menjadi suatu masalah, dalil ketiga, penggabungan masalah berakar dari komunikasi dan diatur melalui komunikasi
Babrow mengondentifikasi problematis tersebut
  1. Perbedaan (divergence) antara harapan dan sebuah penilaian
  2. Ambiguitas atau kurangnya penjelasan mengenai apa yang diharapkan
  3. Dua perasaan/penilaian yang bertentangan (ambivalence)
  4. Penggabungan masalah memerlukan komunikasi


Manajemen Keselarasan Makna
(coordinated management of meaning)

Merupakan sebuah pendekatan konperhensif terhadap interaksi social yang memakai tata cara yang kompleks dari tindakan dan makna yang selaras dalam komunikasi. Teori sangat mmenekankan pada interaksi percakapan dan berorientasi social budaya.
Dalam percakapan, pertama anda memberi makna terhadap situasi tersebut serta perilaku dan pesan dari orang lain. Kedua, anda memutuskan bagaimana menanggapi atau bertindak dalam situasi tersebut. CMM membantu kita memahami proses pemaknaan dan tindakan.

Makna

v Makna berhubungan dengan tindakan
v Maksud dan tindakan diatur oleh dua jenis aturan
  1. Constructive rule adala aturan untuk makna yang digunakan untuk pelaku komunikasi untuk menafsirkan atau memahami sebuah peristiwa atau pesan.
  2. Regulative role adalah aturan atau tindakan untuk menentukan bagaimana cara menanggapi dan berperilaku.

Kekuatan Logika

  1. Prefigurative (dapat ditebak) atau kekuatan kausal (causal force)
  2. Kekuatan praktis (practical force)
  3. Kekuatan konstektual (contextual force)
  4. Kekuatan implikatif (implicative force)

Aturan memberikan kekuatan atas kekuatan logika.


Pola Hubungan Interaksi

v  Suatu hubungan yang terjadi terlihat dari cara berinteraksi, dilengkapi oleh aturan, apakah berjalan secara komunikatif atau tidak komunikatif dan memiliki tujuan dan persepsi tertentu.

v    Ada 2 pola Palo Alto Group
  1. Hubungan simetris (symmetrical relationships), yang terjadi yang satu berusaa mengenadalikan yang lain yang lain akan juga memaksakan kendalinya. Namun bukan berarti selalu berupa pertentangan kekuasaan, dapat saja terjadi kedua pelaku memberi tanggapan pasif,, memberi balasan atau saling menjaga.
  2. Pelengkapan (complementary), dalam hubungan ini pelaku komunikasi merespon dengan cara berlawanan. Ketika seorang mendominasi yang lain mematuhi. Ketika seorang bersifat argumentative, yang lainnya diam, ketika seorang bersifat menjaga, yang lain menerimanya.


Kendali Hubungan
(relationship control)

v Kendali tidak dapat didefinisikan oleh perilaku orang itu sendiri

v Ketika orang membuat pernyataan yang tegas, orang lain akan meresponnya dengan 3 cara:
  1. menerima pernyataannya, dengan sebuah gerakan one down
  2. Membuat pernyataan balasan atau menolak gagasan dalam sebuah respons one-up
  3. Membuat gerakan menerima atau menolak dengan gerakan one across, yakni gerakan menerima atau menolak kendali orang pertama. Tetapi memberi tanggapan yang tidak selalu mengakui gerakan kendali orang lain. Misalnya dengan bertanya. Mengganti dan memperluas topik bahasan atau menundanya.

Teori Kelompok

  1. Teori kelompok Terpercaya (bonafide theory)
  2. Model input Proses Output
a. interact system model Analisis Interakasi Fisher, menekankan pada interaksi. Sebuah interaksi adalah tindakan seseorang yang diikuti tindakan orang lainnya yang dapat digolongkan ke dimensi isi dan dimensi hubungan dalam mengambil sebuah keputusan yang terbagi menjadi 4  fase, yakni fase orientasi. Fase konflik, fase kemunculan dan fase penguatan.

b. Teori Kerja Kelompok Efektif antar Budaya
Terbagi atas 1) indiidualisme; kolektivisme, 2) Kehendak diri; 3) urusan rupa
Semakin hetorogen suatu kelompok maka semakin sulit berkomunikasi secara efektif dalam hal: 1) partisipasi setara; 2) mufakat atas pengambilan keputusan; 3) Manajemen konflik yang tidak mendominasi dan 4) komunikasi dengan penuh hormat

Perbedaan Antar Budaya

Kelompok mampu mengatur perbedaan antar budaya ditentukan atas berapa faktor situasi:
  1. Sebuah sejarah dari sebuah konflik yang tidak terselesaikan
  2. Keseimbangan masuk kelompok, keluar kelompok ditentukan jumlah anggota kelompok yang memakili budaya yang berbeda
  3. Keleluasaan tugas kelompok adalah kooporatif atau kompetitif
  4. Perbedaan status

Organisasi

Teori Co-oriented Taylor tentang organisasi
v   Kegiatan berorganisasi terjadi ketika dua orang berinteraksi seputar focus masalah tertentu (co-orientation), apa yang disebut Taylor sebagai tritunggal A-B-X. A adala orang pertama, B adalah orang kedua dan X adalah masalah Bersama atau obyek yang menjadi focus interaksi antar mereka  dalam banyak kasus dua individu menemukan pandangan yang berbeda yang menurut Taylor sebagai membedakan pandangan dunia (worldviews). Setidaknya dilakukan 3 hal dalam pemaknaan yang berkelanjutan: 1) mereka harus mendapatkan persetujuan tentang fakta-fakta yang mereka hadapi bersama; 2) mereka harus mensetujui bersama siapa yang melakukan sesuatu teradap fakta-fakta ini; dan 3) mereka harus menciptakan suatu konteks atau dasar interaksi yang terus berjalan. Setelah semua hhasil ini diraih, maka co-orientasi terbentuk yang menjadikan dua indiidu semacam tim.
v Organisasi dibentuk dalam sebuah proses “scaling up” interaksi diatas interaksi, saling mempengaruhi melalui percakapan.
v Berorganisasi menurut Taylor, sebuah proses sirkuler dengan interaksi dan saling mempengarui yang mengasilkan pemaknaan Bersama. Hal ini lebih mudah dipahami bila kita dapat membedakan dua istilah teoritis: percakapan (conversation) dan naskah (text)


Teori Jaringan (Net-work)

v   Jaringan (networks) merupakan susunan social yang diciptakan komunikasi antar individu atau kelompok. Berapa diantaranya ditentukan oleh aturan organisasi dan mendasari jaringan formal (formal networks). Sebaliknya jaringan berkembang (emergent networks) akibat saluran informal yang dibangun, bukan oleh regulasi formal organisasi, melainkan kontak regular sehari-hari antar anggotanya
v  Alat bantu penelitian jaringan membantu peneliti melakukan anlisis sinkronik (synchronous) yang melihat pada pengaruh jaringan dalam suatu waktu dan analisis diakronik (diachronic) yang menunjukan bagaimana jaringan berubah seiring waktu.
v Gagasan stuktural dalam teori jaringan adalah keterkaitan (connectedness) baik melalui jaringan pribadi (personal networks) yang kemudian membentuk jaringan kelompok (group networks). Organisasi sendiri terdiri dari kelompok lebih kecil yang terhubung dengan kelompok yang lebih besar lagi.
v Satuan dasar organisasi adalah mata rantai (link) sementara aspek jaringan disebut kemajemukan (multiplexity) 

Media

v   Teori Noelle-Neumman menunjukan bagaimana komunikasi interpersonal dan media berjalan Bersama dalam perkembangn masyarakat. Kadang-kadang manusia lebih menyimpan opini mereka dari pada membicarakannya (spiral silence).Spiral ketenangan terjadi ketika indiidu yang merasa bahwa opini mereka terkenal senang mengungkapkan diri, sedang mereka yang tidak memikirkan tentang opininya terkenal sebagai orang yang selalu diam. Proses ini terjadi dalam sebuah spiral sehingga satu sisi masalah berakhir dengan banyaknya publisitas dan yang lain hanya sedikit publisitas.
v   Media sendiri berkontribusi penting dalam spiral ketenangan. Seringkali indiidu tak berdaya berhadapan media. Pertama mereka kesulitan dalam mendapatkan publisitas untuk sebua sudut pandang. Kedua, dikorbankan oleh media yag disebut fungsi penghukum ( pillory function) sehingga dalam setiap hal individu tak berdaya melaw  an media.
v    Pengaruh media pada opini masyarakat bersifat kumulatif dan tidak selalu nyata.

Komentar

Postingan Populer