Membuat Film : Pra Produksi
Film merupakan media audio visual yang sangat digemari oleh masyarakat, baik dari kalangan anak-anak,dewasa maupun orang tua dengan sesuai klasifikasi umur yang diterapkan difilm tersebut. selain untuk hiburan film banyak memebrikan informasi dan juga edukasi, maka dari itu film yang bagus adalah melalui tahap riset yang kuat sebelum memproduksinya. untuk kalian yang ingin memulai memproduksi film sendiri atau sering disebut film indie, ada baiknya memperhatikan beberapa penjelasan berikut.
Pra-Produksi adalah kegiatan yang dilakukan sebelum
membuat film. Bisa dikatakan pra produksi akan menentukan proses produksi
hingga hasilnya nanti, karna itu pra produksi bisa dipersentasikan hampir 60%,
produksi 30% dan pasca produksi 10%. Semua konsep baik itu naskah, teknis
produksi hingga editing sudah dilakukan pada saat pra produksi, agar pada
proses produksi dan pasca produksi dapat berjalan sesuai dengan working scedule
yang sudah ditetapkan.
Membuat film sama halnya membuat masakan, dimana pra produksi kita
menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan sesuai yang kita inginkan. Jadi semua
jobdest atau crew sudah mempersiapakan kebutuhannya pada saat pra produksi
termasuk seorang editor. Disini saya ingin berbagi pengalaman seputar pra
produksi membuat film.
1. Membuat ide atau Konsep Film
Langkah pertama yang saya lakukan sebelum membuat film adalah mencari ide
atau konsep film. ide
bisa datang dari mana saja, bisa dari pengalaman pribadi atau orang lain, atau
dari film yang kamu lihat maupun dari artikel majalah dan sosial media. Mencari
ide tentunya susah-susah gampang, karna mencari ide untuk film indie pastinya
harus lebih fresh. Tetapi terkadang ada beberapa film yang memiliki benang
merah yang sama dengan film. memang kebanyakan film terbaru adalah hasil
modifikasi film sebelumnya. mereka biasa merubah tokoh, jalan cerita, hingga
konsep produksinya.
2. Membuat Premis, Sinopsis, dan Treatment Film
Premis film adalah benang merah dari sebuah film, dalam penulisannya
premis harus mampu menunjukan tokoh serta inti permasalahan atau topik dalam
film. Kemudian Sinopsis film adalah gambaran umum sebuah film secara naratif.
Jika dalam film fiksi, sinopsis film akan bercerita tentang jalan cerita film
secara umum. Ini yang akan mendasari sebuah naskah film dibuat, karena di dalam
sinopsis tidak menggambarkan jalan cerita secara detail. Setelah membuat
sinopsis kemudian membuat treatment. Treatment adalah kerangka dari sebuah
skenario yang akan dibuat, treatment berisi kegiatan yang akan dilakukan ditiap
scenenya.
3. Membuat Naskah Skenario dan Bedah naskah
Membuat naskah skenario tentunya mengikuti sebuah treatment yang telah
disepakati bersama, karna tujuan treatment tadi adalah untuk membentuk sebuah
alur cerita. Dinaskah skenario kita tinggal membuat dialog pemain beserta
ekpresinya hingga tambahan kegiatan yang akan dilakukan sang pemain. Membuat
dialog tentunya tidak sembarangan, membuat dialog harus menentukan konsep dari
bentuk film itu sendiri. Misalkan Ada Apa Dengan Cinta dengan dialog puitisnya
serta terkesan baku atau Get Maried dengan bahasa slang nya.
Setelah naskah selesai dibuat tentunya naskah dibedah
oleh triangle system dulu,yaitu produser, sutradara dan penulis naskah sebelum
ke crew lain. Disini peran sutradara sangat penting untuk memahami dan
mengkritisi apabila ada yang kurang cocok, naskah skenario yang baik dihasilkan
dari sebuah diskusi yang lumayan panjang braistroming ketiga jobdest tersebut. Setelah
disepakati oleh triangle system barulah mensosialisasikan kepada crew lain.
4. Membuat Shot List dan Storyboard
Shot list adalah tabel yang berupa panduan pengambilan gambar pada saat
produksi. Shot list dibuat oleh sutradara serta didampingi departemen kamera,
shot list digunakan sebagai panduan semua jobdest. Selain shot list perlu juga
ditambah dengan gambar storyboard, pertanyaannya apakah seorang sutradara wajib
bisa menggambar? Jawabannya tentu tidak, karna storyboard hanya sebuah gambaran
untuk membantu proses produksi baik untuk crew maupun pemain jadi gambar tidak
perlu bagus yang terpenting informasi berupa shot size,pergerakan serta
penempatan objek. Tetapi bisa juga kita
menggunakan jasa storyboard artist.
5. Survey lokasi
Setelah membahas naskah semua crew bekerja sesuai dengan divisinya
masing-masing. Pencarian lokasi tentunya dicari oleh manajer lokasi, tetapi
bisa juga dilakukan oleh produser atau sutradara bahkan divisi artistik. Mencari
lokasi untuk kebutuhan skenario tentunya terkadang tidak mudah, mulai dari
perijinan yang sulit karna di publik area, atau medan yang susah untuk menuju
lokasi hingga faselitas listrik maupun kebutuhan produksi yang belum memadai. Tetapi
tidak menutup kemungkinan juga untuk melakukan produksi didalam studio
6. Casting pemain dan Reading
Casting pemain wajib kita lakukan dalam membuat film. Beberapa aktor dan
aktris papan atas juga melakukan casting sebelum mendapatkan peran. Casting biasa
dilakukan oleh manajer casting pemain atau bisa dengan produser, sutradara dan
penulis naskah. Casting dilakukan agar skenario dapat di perankan dengan baik. Pemilihan
pemain tidak hanya sekedar melihat wajah atau penampilan semata, perlu
pembawaan karakter yang kuat dan mendukung demi kebutuhan cerita. Apabila kesulitan
untuk mencari pemain karna terkendala pembayaran, kita bisa bekerja sama dengan
sekolah/sanggar akting atau komunitas teater sebagai bentuk pertukaran jasa portofolio
mereka.
Langkah selanjutnya adalah reading, kegiatan yang
dilakukan oleh pemain dalam mendalami peran dan adegan seblum proses produksi,
pemain biasanya membaca naskah kemudian mempraktekan sesuai arahan sutradara,
terkadang dialog atau adegan ada tambahan baik berupa naskah atau adegan
sebagai bentuk masukan yang lebih baik.
Komentar
Posting Komentar